Kamis, 07 Juni 2012

lalu

terlalu pahit untuk melangkah bersamamu, tapi aku bertahan karena cinta, jangan kau robek dengan mengingatkanku pada masa lalu kamu........

Kamis, 03 November 2011

mawar kelabu

Redaksi- Aku sering mencoba untuk  bertahan  dalam relung kehidupan yang membuat segalanya indah, walapun terkadang menyesakkan rongga dada dan mengasingkan jiwa. Seiring berjalannya waktu yang terlewati aku melewatinya dalam kesendirian, entah kemana aku bersandar pada muara di mana cinta kasih mesrah mampu pembalut luka atas kisah yang menyakitkan lalu dan serasa sangat sulit untuk aku  lupakan.
Kini aku di paksa untuk tenggelam dan menanggung malu atas keputusan yang menjerumuskanku ke dunia seperti ini. Bahkan orang- orang yang aku sayangi kini berbalik mengacuhkan aku dalam sendirian di sunyinya malam.
Ya rabb………. penabur keindahan di dunia yang kau ciptakan ini, berilah aku sosok terindah yang kau anggap mampu menjagaku, mengangkat derajatku kembali dan melindungiku dari cerca dan hinaan yang sebenarnya sedang terjadi, kini  aku seumpama hilang dari ramai kehidupan di kala semuanya yang ku harapkan akan baik- baik saja sesuai dengan kodratMU dan seperti yang aku impi- impikan selayaknya seorang perempuan di luar sana.
Ketika aku masih sekolah dulu, aku sangat bermimpi agar bisa melanjutkanpendidikan ke perguruan tinggi,aku ingin sekali membahagiakan kedua orang tuaku dan adik- adikku, karena aku anak pertama dan menjadi suatu percontohan yang baik untuk adik- adikku.  
Aku ingin sekali menjadi seorang guru, karena menurutku guru itu sangatlah berjasa dan menjadi panutan murud- murid di sekolah.
 Ouh………….sungguh tak terbayangkan betapa menyenangkannya menjadi seorang guru walaupun pendapaatannya seorang guru hoborer tak bisa menutupi biaya hidup , tapi tak membuatku berniat menghapus mimpi itu.
 Tapi mimpiku terhapus dan harus terkubur bersama senyum tawa yang menghiasi hari- hariku, setelah keinginan orang tuaku yang memaksaku untuk segera menikah dengan seseorang pria piIihannya dan pria itu terus mengiming-  imingiku dengan kehidupan yang layak dan berjanji untuk mencintaiku, sejujurnya aku tak mencintainya, tapi karena sifat dan kemauan orang tua yang keras.
 Pada saat itu aku benar- benar merasa seperti budak yang di jual orang tua sendiri ke pria biadab yang haus akan nafsu birahi semata- mata hanya karena harta dan tahta, jiwaku terbelenggu menjerit meronta di tengah sunyi malam kelabu, bahkan sang purnama seperti menutup matanya dan menangisi kepedihanku karena tak sanggup melihatku seperti ini. Tapi suaraku tenggelam di tengah lautan lepas dan tak terdengar oleh insan dunia berhati malaikat.
Benar saja apa yang aku takutkan menjadi kenyataan, pernikahan itu tak berlangsung lama. Beberapa bulan setelah pernikahanku dengan pria pilihan orangtuaku,  aku di buang bak sampah keliang lumpur kehancuran batin, pria itu menceraikanku dengan alasan yang tak masuk di akal.
Orang tuaku marah besar terhadapku karena dianggap tidak mampu melayaninya selayaknya seorang istri pada suaminya, rasanya kebencian di dalam hatiku terhadap mereka semakin membara tersiram air mata yang membakar dan menjilat hati.
Tapi aku tak bisa meluapkan kebencianku terhadap mereka, aku hanya terdiam tak menjawab ucapannya. padahal dadaku serasa sesak menahan rasa sakit atas perilaku orang tuaku yang diperbuat terhadapku dan mereka sama sekali tak pernah mengerti apa yang anaknya derita karena  goresan pedih dan rasanya tak akan pernah terobati.

Karena kegagalanku dalam pernikahan yangku anggap akan memberikan keindahan dalam hidupku sampai akhhir kelak nanti, walaupun sesungguhnya aku tak pernah menginginkan untuk besanding dengannya. Seseorang yang telah berjani untuk menjagaku dan mencintaiku. Tapi malah sebaliknya dia telah menorehkan luka di hati.
Bukan itu saja, keluargaku yang seharusnya melindungi dari kucilan masyarakat karena keadaanku. Sebaliknya mengacuhkan aku dan membuangku, membiarkanku terjebak pada dunia yang kelam. Sama sekali tak memberikan perlindungan dan peluk keluarga dengan hangat akan cinta kasih.
Aku memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah dan memilih untuk tinggal sendiri. Dengan sedikit uang yang masih tersimpan di tabunganku, aku tinggal aku di sebuah kost sederhana,dan berfikir kemana aku harus mencari uang untuk menghidupi diri dan pergi melupakan orang yang menyesatkanku dan membalut luka lalu.
Aku masih beruntung sahabat- sahabatku dulu sering menghiburku dan menemaniku, memberi motivasi padaku agar aku mampu melupakan kenangan burukku akan kepedihanku, membuatku tetap semangat dalam menjalani liku- lika kehidupan yang terjal ini
Aku sering berkumpul dengan sahabatku, sejujurnya aku minder dengan mereka semua karena keadaanku yang tak sebiru langit di pagi hari kala mentari memancarkan cahayanya. Tapi mereka semua tak pernah membeda- bedakan setatus di antara kita dari situlah aku merasa bangkit dan menemukan duniaku kembali.
Beberapa waktu kemudian aku dekat dengan sahabatku yang juga sahabat sekolah SMA dulu dan kita menjalin suatu buhungan.  Tapi tak lama hubungan itu terjalin, alasannya karena orang tuanya tak menyetujui hubunganku dengannya.
Yah…..aku sangat memaklumi dengan keadaanku yang menjanda, pernah dia mengajakku untuk menikah diam- diam tanpa sepengetahuan orang tua kita, tapi aku menolak karena aku masih trauma dengan kejadian dulu. Aku juga takut akan berakhir sama seperti dulu, apa lagi menikah tanpa restu kedua orang tua masing- masing.
Hari- hari telah terlewati dan semua telah berlalu, aku hanya mengikuti waktu sesekali aku merenungi kehidupan getir yang tak kunjung berakhir dan mengubah kehidupan yang memancarkan pelangi dalam hati. Terkadang aku tergugah dari mimpi di penghujung malam ketika dunia tak bercahaya, hanya gelap dan sunyi mendera menghimpit jiwa.
Aku menangis terisak kala aku menyadari hanya aku sendiri dan tak lagi berselimut hangat kasih dunia, hingga pagi dengan setianya kembali menyapaku walaupun tak pernah berjanji untuk kembali.
Dikala aku merasa sendiri dan kesepian, aku selalu berdiam menyendiri dan mencari ketenangan dengan pergi ke taman kota. Di sana aku merasa terhibur dengan adanya anak- anak bermain, bercanda dan berlari- larian seperti tak ada beban dalam hidupnya. penuh canda tawa bersama yang lainnya, aku tersenyum sendiri ketika melihat kebahagiaan mereka terpancar. Sungguh aku tak mampu menggambarkan betapa bahagianya mereka saat itu, jujur aku sangat iri terhadap mereka, tapi aku menyadari bahwa kehidupan yang memaksakan aku untuk tak sebebas burung terbang seperti mereka.
“Kini perempuan itu terpaksa harus menjual diri terhadap lelaki hidung belang dan sering menjajakan dirinya di bawah jembatan yang tak jauh dari stasiun kereta api di sebuah kota kecil, karena keadaan ekonomi yang memaksanya untuk berprofesi seperti itu, bahkan saat di konfirmasi tim Banjar TV. Dia menceritakannya dengan isak tangis seperti tak mampu untuk mengingat apa yang telah terjadi dalam hidupnya yang penuh kepedihan dalam kisah lalunya”.
“Cerita ini nyata dan benar terjadi adanya, di ambil dari kisah kehidupan nara sumber, hidup yang kita anggap menyedihkan dalam diri kita ternyata masih banyak lagi yang harus menahan pedih dan kehancuran hidup karena kurangnya keharmonisan dalam sebuah keluarga dan kebiadaban sosial juga menjadi salah satu faktor yang memungkinkan seseorang hilang logika”.

Jumat, 14 Oktober 2011

aku bukan aku, kala kau pergi meninggalkan aku dan bayangmu berlahan mendekat menghimpit jiwaku.
aku seperti tak lagi mengenali diri q, bahkan dunia yang melahirkan q ke dalam nyata.
henbusan angin di ujung senja kian merajai jiwa, kala aku ternyiak dengan lamunan yang membawaku ke dalam saat pertaman kali aku menjumpai sosok tak tergambarkan sebelumnya.
aku seumpama budak yang harus memeras hari, perasaan dan pikiran hanya untuk menghidupkan roh yang sebentar lagi akan meninggalkan dunia dan terkubur dalam keabadian, memang aku berduka terjerat perasaan yang tak kinjung memberi kesejukan.
tuhan "Alloh", yang menciptakan segalamnya, aku telah merelakan semuanya ternggut yang memata hanya untuk membayar pengorbanan hanya untuk memberikan wujud keindahan nyata, bukan mimpi dalam mimpi sampai akhirnya menampar sang pemimpi hingga terbangun dan terpental ke dalam lembah kehanciran.  

Minggu, 21 Agustus 2011

kejujuran

kenapa kita harus mempermainkan kejujuran
setiap aku menatap matamu dan mask lebih dalam
untuk membaca ini hati kamu
kau selalu menjauh dan menghindar
dengan meyakinkan aku seolah tak terjadi apa- apa
...dan memelukku erat, tapi..........
sungguh aku tak merasakan kehangatan itu
apa seperti ani aturan cinta yang sebernarnya ??